SPOILER ALERT : Artikel ini mengandung banyak kata, frasa, dan / atau kalimat romantis yang mengundang baper. Kalau Anda belum punya buku nikah, sangat disarankan untuk menutup halaman ini dan beralih membaca artikel Rayadventure yang lain.
Khususnya bagi Anda yang belum genap setahun duduk di kursi pelaminan, liburan berdua pasangan bisa berarti bulan madu tahap II, malam pertama episode 253, dan yang semacamnya.
Intinya, couple-an sambil jalan-jalan ke destinasi favorit bisa dijadikan alibi untuk terus sayang-sayangan dan melupakan tagihan hutang di warung.
Benarkah sesurga itu ? Ya. Tapi ada tapinya.
Karena faktanya, hegemoni asmara bertajuk liburan bersama pasangan juga mengandung banyak pemicu konflik batin yang belum tentu usai bahkan setelah pulang dan melanjukan rutinitas kelon di rumah.
Seperti pada umumnya, akan saya jabarkan yang enak-enak dulu, baru kemudian hal-hal yang memilukan hati.
Daftar Isi :
Kenikmatan Surgawi Liburan Berdua Pasangan
Setidaknya ada empat hal menyenangkan yang akan Anda rasakan ketika memutuskan pergi berlibur bersama pasangan :
1. Mendongkrak Keintiman
Selain berduaan di kamar, berlibur bersama pasangan adalah cara yang terbukti efektif untuk meningkatkan level kemesraan pun keintiman yang berimbas pada langgengnya hubungan.
Alasannya jelas, Anda dan pasangan jadi punya banyak quality time. Tanpa distorsi lingkungan sekitar dan pihak-pihak yang bisanya cuma ghibah dan cemburu, kalian bebas melakukan apa saja dengan scene yang berbeda.
Kapan lagi Anda bisa memijit pundak pasangan di sepanjang jalan kenangan ? Atau, kapan lagi Anda di-servis habis-habisan oleh pasangan di malam hari, di bawah panorama bintang yang jumlahnya milyaran ?
Servis di sini berarti kerokan ya, atau suap-suapan jagung bakar yang gosong sebagian. Tolong jaga imajinasi Anda dari godaan setan terkutuk.
2. Stres Anda Hilang Seketika
Pada dasarnya, jalan-jalan memang bertujuan untuk menghilangkan penat setelah dihantam oleh kesibukan duniawi yang tak jauh dari urusan perut.
Bayangkan, solo travelling atau rombongan bareng teman-teman saja sudah lebih dari cukup membuang rasa bosan. Apalagi perginya bersama pasangan. Apalagi, pasangan yang Anda bawa adalah pasangan orang. Eh.
Pokoknya, berlibur bersama pasangan merupakan aktivitas pembunuh stres yang sangat dianjurkan oleh Kementerian Pariwisata RI.
Sebab bagi pasangan seperti Anda dan orang tersayang, liburan tak melulu tentang pergi ke tempat yang menyenangkan, tapi lebih sebagai ajang istirahat dari riuhnya rutinitas yang menuntut Anda. Atau, sebagai momen genjatan senjata setelah lelah baku-hantam dengan pasangan.
Soal nanti baku-hantam lagi sesampainya di rumah, itu urusan kesekian. Urusan Anda sekarang adalah, Anda dan pasangan bebas mesra-mesraan.
3. Menemukan Banyak Hal Baru
Tak hanya menemukan hal-hal baru di lokasi liburan, tapi juga something new pada diri pasangan.
Layaknya pasangan pada umumnya, seiring berjalannya waktu, sangat wajar kalau Anda merasa bosan pada pasangan. Itu, kalau tak segera ditanggulangi, bisa-bisa rumah tangga Anda hancur berantakan.
Nah, dengan berlibur berdua, Anda punya kesempatan besar untuk me-reset hubungan Anda, sekaligus memupuk rasa cinta Anda lagi pada pasangan. Bagaimana bisa terjadi seperti itu ?
Bisa. Sebab liburan adalah momen langka yang jarang Anda dan pasangan lakukan. Dalam kelangkaan itu, secara tidak sadar pasangan Anda juga akan melakukan hal-hal langka yang mungkin belum pernah Anda lihat.
Misal, tiba-tiba pasangan Anda memainkan gitar hasil dari meminjam pemilik penginapan. Sebuah pamandangan yang belum pernah Anda lihat bahkan sejak kalian kenalan pertama kali.
Atau, pasangan Anda spontan menggoyangkan badan mendengar house music yang berkumandang di cafe. Padahal sejauh yang Anda tahu, ia hanya pintar menggoyangkan bibir alias marah-marah.
Hal-hal baru nan menggairahkan semacam itu, mustahil tidak membuat Anda kembali mencintai pasangan Anda sepenuh hati.
4. Kenangan Indah Otomatis Tercipta
Dengan berlibur bersama pasangan, berarti Anda sedang membuat kenangan yang tak terlupakan. Kenangan-kenangan indah yang tak mungkin bisa Anda dapatkan saat pergi bersama teman.
Apalagi kalau tempat yang Anda kunjungi adalah saksi bisu dari apa yang pernah kalian lakukan bersama, dulu. Misal, tempat itu adalah tempat pertemuan pertama kalian, tempat kencan paling berkesan yang pernah kalian lakukan, atau lokasi pernikahan kalian.
Ketika Anda dan pasangan kembali ke tempat memorable itu, sederet kenangan masa lalu pasti luber ke mana-mana. Itu sisi enaknya.
Baca : Panduan saat Anda kehilangan passport.
Sayangnya, Liburan Bersama Pasangan Juga Bisa Berarti Neraka
Sebab, seperti yang saya bilang di awal, liburan bersama pasangan tak selalu berjalan sesuai rencana. Sama seperti hubungan Anda, beragam rintangan pasti muncul di mana-mana.
Ini beberapa diantaranya :
1. Konflik Karena Perbedaan Kepentingan
Liburan berdua berarti ada dua otak yang bekerja menciptakan rencana-rencana. Kabar buruknya, pasti ada satu dua rencana yang mustahil dipadukan, meskipun status kalian sah sebagai pasangan.
Anda boleh saja berencana menghabiskan waktu liburan dengan keintiman sempurna yang penuh privasi. Hanya Anda dan pasangan, tak boleh ada gangguan dari HP dan semua aplikasi di dalamnya.
Tapi kalau nyatanya pasangan Anda hobi selfie dan memamerkan kemesraan kalian di media sosial, Anda mau apa ? Melarang artinya pertengkaran. Membiarkan ? Itu sama saja dengan mengorbankan rencana besar Anda.
Konflik murahan semacam itu, kalau Anda tidak mampu menyelesaikan dengan musyawarah mufakat, siap-siap saja saling diam sampai kalian kembali lagi ke rumah.
2. Baku-Hantam Karena Masalah Keuangan
Idealnya, Anda dan pasangan sudah menyiapkan jumlah anggaran sekian untuk meng-cover segala kebutuhan selama liburan. Mulai dari budget transportasi sampai alokasi dana untuk jajan kacang rebus nanti, pasti sudah kalian perhitungkan matang-matang.
Terlebih kalau Anda wanita, pasti sangat detail ( kalau tidak mau disebut perhitungan ) soal finansial.
Tapi dalam prakteknya, jalan-jalan sangat identik dengan hura-hura. Sehingga tanpa sadar, Anda atau pasangan Anda bisa saja khilaf menggelontorkan anggaran untuk eberapa hal di luar rencana.
Beli cilok 20 ribu padahal budget maksimal cuma 5 ribu. Belanja baju selusin padahal kesepakatannya maksimal 2 saja. Kalau terus berlanjut, aksi bakar uang semacam itu juga berakibat seperti poin 1 di atas : memicu konflik yang tak berkesudahan.
3. Memperburuk Konflik yang Sedang Terjadi
Ini sangat mungkin terjadi kalau Anda dan pasangan pergi berlibur dalam keadaan sedang bertengkar.
Mungkin maksud Anda baik, mengajak liburan berdua pasangan agar konflik di antara kalian segera padam. Tapi hati-hati, kalau Anda tidak bisa melakukannya dengan bijaksana, konflik yang membara itu justru berpotensi akan menjadi lebih buruk lagi nanti.
Dari awal keberangkatan, orang-orang pejuang aghibah sudah melihat gelagat kalian seperti sedang syuting sinetron “Rumah Tanggaku, Neraka Duniaku”. Sesampainya di lokasi liburan, kalian dengan sangat sempurna mempraktekkan konflik di poin 1 dan 2 di atas.
Maka hasil akhirnya sudah bisa ditebak : perang dunia dengan wisatawan lain sebagai penontonnya.