Tak banyak yang tahu bahwa kota Santri Probolinggo memiliki banyak spot wisata yang menarik dikunjungi, salah satunya air terjun Madakaripura.
Air terjun yang jaraknya terpaut kurang lebih 37 km dengan pusat kota Probolinggo tersebut merupakan air terjun tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian ujung ngarai mencapai 200 mdpl.
Tak hanya menyandang status sebagai air terjun tertinggi di Jawa, Madakaripura juga didapuk sebagai air terjun tertinggi ke 2 di Indonesia. Tak heran bila hal tersebut menyebabkan turis berbondong-bondong datang untuk membuktikan kebenarannya.
Daftar Isi :
Cerita Yang Melegenda
Air terjun Madakaripura Probolinggo seringkali dikaitkan dengan Gajah Mada yang merupakan panglima perang terkenal Kerajaan Majapahit.
Bukan tanpa alasan, berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, lokasi ini menjadi tempat Panglima Gadjah Mada menghabiskan masa tuanya sejak hengkang dari istana.
Bermula dari sebuah kesalahan, Gajah Mada diasingkan setelah gelarnya sebagai Mahapatih Kerajaan dicopot. Ia dianggap bersalah karena telah menumbangkan ratusan jiwa penduduk Kerajaan Sunda Galuh yang saat itu memiliki posisi spesial bagi Kerajaan Majapahit.
Sunda Galuh saat itu mempunyai posisi cukup unik bagi Kerajaan Majapahit dimana wilayahnya dianggap sudah bebas dan merdeka sehingga tidak layak ditaklukan melalui jalur militer.
Meski tinggal sejarah, kisah tersebut tidak hilang dari ingatan masyarakat. Arca Gajah Mada yang diletakkan di sekitar gerbang masuk Madakaripura menjadi salah satu bukti kisah tersebut melegenda bahkan kini dijadikan modal oleh pengelola untuk menggaet minat para pelancong.
Baca : Sudah pernah ke Gua Maharani ?
Perjalanan ke Air Terjun Madakaripura
Pengunjung yang membawa kendaraan roda empat harus beralih menggunakan kendaraan roda dua setelah menyimpan mobilnya di area parkir yang telah disediakan.
Sebab jalan menuju pos retribusi memiliki ukuran yang cukup sempit dan hanya bisa dilalui oleh motor. Oleh sebab itu, pengunjung biasanya akan meneruskan perjalanan menggunakan ojek.
Rute jalan setapak tersebut tepat memanjang di bibir ngarai yang berasal dari air terjun. Namun, karena lokasinya berada di lembah perbukitan, maka perjalanan akan dihiasi dengan pemandangan dinding tebing curam yang dipenuhi tetumbuhan hijau yang lebat.
Jika datang di musim hujan, beberapa air terjun kecil akan menampakkan diri di sela-sela tebing dengan aliran yang cukup kecil. Hal tersebut membuat perjalanan Anda terasa jauh lebih menyenangkan karena ada banyak kejutan yang bisa dinikmati secara cuma-cuma.
Semakin dekat dengan air terjun, lembah sungai akan mengalami penyempitan yang membuatnya terlihat seperti sebuah lorong kecil. Sampai disini, Anda sudah tak seberapa jauh dari titik air terjun.
Terlihatnya para penjual jas hujan / mantel juga menjadi tanda bahwa perjalanan Anda menuju ke lokasi air terjun hampir usai.
Jika tak membawa mantel, Anda bisa membelinya di sini. Meski terlihat sepele, namun mengenakan mantel ketika berkunjung ke tempat wisata andalan Jawa Timur ini akan bermanfaat. Setidaknya, Anda terhindar dari resiko guyuran air terjun yang bisa membuat tubuh basah kuyup.
Gerimis di Tengah Langit Cerah
Bak gerimis, percikan yang dihasilkan dari air yang jatuh di sekitar ngarai membentuk pola aliran radial sentrifugal yang menawan namun sedikit menyerang. Bila tak mengenakan jas hujan, sensasi yang Anda rasakan tak akan jauh berbeda dengan berdiri di bawah pancuran shower.
Jatuh dari sisi tebing yang cukup curam tidak hanya membuat air terjun Madakaripura memiliki tekanan yang cukup kuat, namun juga menciptakan panorama yang memukau bagai tirai putih yang berkilauan.
Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh cahaya matahari yang menerobos masuk ke bilik ngarai. Sebagian cahaya tersebut kemudian dipantulkan oleh permukaan air terjun hingga terbentuk efek yang cantik.
Selain itu, ada beberapa ceruk di sekitar air terjun yang diketahui pernah dijadikan tempat berteduh Gajah Mada kala berkunjung ke tempat ini.
Meski debit air terjun terbilang cukup stabil baik di musim penghujan maupun musim kemarau, namun akses menuju lokasi air terjun bisa agak merepotkan karena jalan setapak di sepanjang sungai akan mengalami banjir saat musim penghujan tiba.
Sepintas, tebing yang mengelilingi ngarai Madakaripura nampak seperti lorong vertikal yang mulutnya terbuka menghadap ke arah cakrawala. Keunikan tersebut membuat orang-orang antusias berburu foto dan menjajal berbagai angle untuk menangkap kecantikan Madakaripura.
Hal lain yang tidak kalah menarik ialah penampakan kabut tipis yang memberikan kesan misterius di sekitar danau kecil yang berada di bawah lorong. Jika datang di waktu yang tepat, kabut tersebut bisa menawarkan anda sensasi yang unik, lho.
Baca : Mengejar sunrise di puncak Ijen.
Fasilitas di Sekitar
Meski belum banyak diketahui orang-orang, obyek wisata ini sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang seperti musholla, toilet dan kios souvenir di sekitar pos retribusi.
Sayangnya, Anda tak akan menemukan fasilitas serupa di sekitar titik air terjun. Jadi, sebaiknya Anda memanfaatkan waktu sebaik-baiknya kala Anda memasuki kawasan pos retribusi.
Lokasi Madakaripura
Tepatnya lokasi air terjun Madakaripura berada di Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur.
Perjalanan dari jalan raya menuju ke lokasi air terjun terbilang cukup panjang namun hanya menghabiskan waktu sekitar kurang lebih 30 menit.
Setelah tiba di kawasan gerbang masuk Madakaripura, Anda akan melihat lahan cukup luas yang diperuntukkan bagi para pengendara untuk memarkirkan kendaraannya.
Setelah itu, Anda perlu menempuh perjalanan selanjutnya dengan cara berjalan kaki melintasi jalan setapak terbuat dari susunan batu yang memanjang di tepi sungai.
Jika cuaca sedang cerah, jalan setapak menuju air terjun Madakaripura tersebut dapat dilintasi dengan cukup mudah. Sehingga, Anda bisa mengajak istri dan anak tercinta untuk turut berwisata kemari.