Tak seperti bulan madu yang haram dilakukan sendirian, travelling bisa dinikmati bersama teman, pasangan, atau bahkan solo. Jadi, kalau Anda ingin jalan-jalan tapi tidak punya teman dan nihil pasangan, maka solo travelling bisa dijadikan pilihan.
Tapi sebelum Anda memutuskan pergi sendiri, Anda harus paham dulu kalau solo travelling itu punya kelebihan dan kekurangan.
Anda boleh senang membaca empat kelebihan solo travelling di bawah ini, tapi saran saya, jangan abaikan tiga kekurangan di bawahnya lagi agar Anda tidak menyesal setelah sampai di tempat tujuan nanti. Serius.
Daftar Isi :
Kelebihan Solo Travelling
Dari semua kemungkinan, inilah kelebihan yang pasti diamini oleh para solo traveller :
1. Bebas
Kelebihan ini saya taruh di urutan pertama karena memang jamak dijadikan alasan saat muncul pertanyaan “napa sih kamu mau travelling sendirian ?”.
Ya, kebebasan ialah hak segala bangsa. Dan faktanya, kebebasan lebih dulu lahir sebelum aturan-aturan baku yang kadang adsurb dan membingungkan. Tak terkecuali di ranah jalan-jalan.
Dengan solo travelling, Anda bebas mau ke mana dan melakukan apa saja. Anda bebas berangkat-pulang naik ojek online atau pesawat terbang. Dengan pergi sendiri pula, tak akan ada pihak yang dirugikan ketika Anda membawa sekardus mie instan demi satu tujuan : menekan biaya.
2. Puas
Puas dalam hal apa ?
Selain puas merasakan kebebasan, Anda juga bisa puas menikmati perjalanan sampai akhirnya Anda kembali ke rumah lagi.
Kalau Anda travelling bersama teman, Anda akan terbentur oleh batasan waktu, rencana, dan tenggang rasa.
Anda tidak bisa berlama-lama sepuas yang Anda mau, Anda akan terkekang oleh planning yang sudah direncanakan bersama. Yang paling krusial, Anda tidak bisa puas mendengkur saat tidur di hotel karena takut mengganggu.
Segala hal yang nanggung-nanggung semacam itu, mustahil Anda rasakan saat travelling sendirian.
3. Belajar Mandiri dan Pede
Secara harfiah, ini adalah pelajaran pramuka dan public speaking yang digabungkan menjadi satu.
Saat pramuka dulu, Anda pasti pernah disuruh masak sendiri, mencuci baju sendiri, dan seterusnya, dan sebagainya. Intinya, Anda digembleng untuk menjalani hidup dengan paham jomblo-sentris yang mandiri.
Nah, solo travelling adalah momen dimana Anda harus membuktikan ke-bisa-an Anda itu.
Di sisi lain, public speaking merupakan kemampuan verbal dan non-verbal yang harus dikuasai kalau Anda ingin terlihat percaya diri dan diperhatikan orang lain.
Saat solo travelling, Anda harus bisa menarik perhatian orang lain. Minimal, “Mbak, aku laper nih. Boleh icip cemilannya ?” Kalau Anda tak punya kemampuan public speaking yang baik, jawabannya pasti, “elu siapa ?!”
4. Peluang Bersosial Lebih Terbuka
Solo travelling bukan berarti Anda harus terus-terusan diam.
Justru kesendirian itu bisa Anda jadikan alasan untuk bersosial dengan sesama traveller dan warga lokal.
Saya, misalnya. Saat sedang bersantai selepas melakukan aktivitas di pantai, melakukan hal ini :
“Sendirian juga ?” Tanya saya ke salah satu traveller yang tanpa melihat KTP-nya, saya 100% yakin kalau dia wanita dan punya bakat untuk melahirkan bibit-bibit unggul di masa depan.
“Eh, iya. Mas dari mana ?” Nada bicaranya renyah sekali, persis Mbak-Mbak SPG Mangga Dua.
“Habis dari toilet nih.”
“Eh… ?”
“Hahaha… maksudnya, aku dari Jogja. Kamu ?”
“Aku Malang, Mas.”
“Bentar… malang dari mananya ? Mukamu seger gitu kok.”
Tanpa mempedulikan rambut yang menutupi sebagian wajahnya, dia memiringkan kepala sambil tertawa, “hihihi… Mas-nya lucu.”
See… inilah bukti sahih bahwa solo travelling adalah frasa lain dari ‘mencari pasangan di negeri orang’.
Kalau Anda pergi bersama teman, kecil kemungkinan Anda akan mendapatkan pengalaman segurih itu.
Kekurangan Solo Travelling
Dibalik hegemoninya, solo travelling bukanlah pilihan yang sempurna. Jadi sebelum Anda memutuskan pergi sendiri, pastikan Anda mempertimbangkan kekurangan-kekurangan ini :
1. Ribet
Kalau Anda sudah terbiasa hidup ribet, silahkan skip poin pertama ini. Tapi kalau sebaliknya, pahami ini baik-baik :
Solo travelling itu merepotkan. Dari awal perencanaan sampai keberangkatan, dari keluar rumah sampai kembali ke rumah lagi, Anda harus melakukan semua hal seorang diri. Iya sendiri, sepi, sunyi.
Anda ingin membawa banyak barang ? Selamat ! Anda akan merasakan keribetan yang sama dengan ritual maha latah bertajuk ‘pulang kampung’.
Dalam prakteknya nanti, mungkin kebahagiaan yang Anda dapatkan tidak sebanding dengan keribetan yang Anda alami. Jadi kalau Anda tidak sanggup menerima kenyataan itu, pilihannya hanya ada dua : mengajak teman atau rebahan di rumah saja.
2. Keamanan Ditanggung Sendiri
Jangan harap Anda akan mendapat banyak bantuan keamanan seperti di film-film. Solo travelling tidak sesurga itu.
Pergi sendiri berarti Anda harus menjaga barang bawaan Anda seorang diri, dan menjaga diri Anda seorang diri. Kalau Anda tidak pintar melakukannya, Anda bisa jadi sasaran empuk tindak kejahatan.
Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mempersiapkan segalanya dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk. Pelajari tempat yang akan Anda kunjungi : kulturnya, kebiasaan warganya, sampai berapa persentase tindak kejahatan di daerah itu.
Jangan hanya browsing destinasi wisatanya saja.
3. Budget Lebih Mahal
Solo travelling adalah sinonim dari bayar tiket sendiri, sewa kamar sendiri, bayar makan sendiri. Pokoknya bayar ini-itu sendiri.
Artinya, tidak ada istilah patungan dan “bayarin kamu dulu ya, Bro” di dunia per-solo travelling-an. Artinya, Anda harus siap dengan budget lebih. Artinya, pergi travelling tanpa ada seorang pun yang menemani itu lebih mahal ketimbang couple-an atau rombongan.
Anda siap dengan beban finansial ini ?
Pada akhirnya, solo travelling adalah cara untuk menikmati destinasi wisata dengan segala kebebasannya. Solo travelling adalah kepuasan, kemandirian, rasa percaya diri, dan paham sosialis yang hakiki.
Tapi dari perspektif yang berbeda, travelling sendirian juga bermakna ribet, rawan tindak kejahatan, dan cenderung lebih mahal.
Kalau Anda tidak siap dengan ketiga konsekuensi itu, Anda punya tiga pilihan : rebahan di rumah, mengajak teman yang menawarkan keramaian, atau, mengajak saya yang menjanjikan masa depan.